Saturday, October 20, 2012

Sensitivitas

,




Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad saw beserta para sahabt keluaraga dan semoga Anda yang membaca merupakan pengikut beliau yang senantis mengoptimalkan diri untuk menjalankan sunnah mulia beliau. Amin

Pernahkah kita merasa sangat sensitif akan suatu hal?apalagi bagi yang akhwat mungkin ketika sedang mengalami PMS (Pre Menstruasi Sindrom). Duh, terkadang bawaannya emosi. Kesenggol dikit aja, mau marah-marah sambil ngumpat. Padahal yang nyenggol juga ga sengaja.  Sensitif karena lagi ga punya uang? Dideketin dikit pengen kabur, dikira suruh bayar patungan makalah atau sejenisnya. Hehehe. Bukan itu tapi yang dimaksud. Ini sensitifitas karena keimanan. Ya, keimanan. Bukan karena PMS atau pun hal lain yang melatarbelakanginya tapi cukup satu sensitivitas yang ini, yaitu karena keimanan.

Bersyukurlah ia yang memiliki sensitivitas terhadap sesuatu hal-hal yang tidak disukai oleh Allah. Ia bisa merasakan bahwa apa yang dilakukannya ternyata salah dan segera ia tinggalkan. Itulah sensitivitas karena keimanan. Jikalau itu ada dalam diri kita, bersyukurlah karena itu pertanda Allah menyayangi kita. Terlebih semoga Allah mencintai kita. Contoh sederhana, buang sampah sembarangan. Memang tidak ada ayat yang menjelaskan “hai orang-orang yang beriman janganlah kamu membuang sampah sembarangan”. Namun, bukanakah Allah menyenagi keindahan dan mencintai orang-orang yang senantiasa bersuci dalam hal ini kebersihan termasuk di dalamnya. Sekiranya, kita akan merasa bersalah ketika kita membuang sampah sembarangan. Bukankah begitu? Itulah yang dimaksud dengan sensitivitas.

Sensitivitas pun perlu diasah agar Allah pun akhirnya melahirkan sensitivitas untuk kita. Bashiroh pun menjadi cahaya kita dalam menentukkan mana yang baik dan buruk. Terkadang banyak orang yang paham tapi yang buruk pun diseleweng. Banyak orang yang mengerti tapi yang kiri pun diterobos. Bisa jadi senstivitasnya tidak berjalan. Bisa jadi pahamnya hanya sekedar “tau” tanpa menjadi pahamnya akan ilmu sebagai cahaya baginya sehingga tidak lahir baginya ke-sensitivitas-an. Berhati-hatilah ketika kita senang melakukan “sesuatu” yang ternyata itu tidak disukai olehNya namun kita merasa biasa-biasa saja seperti tak merasa bersalah.

Hmm, apa ya contohnya. Selain buang sampah. Hmm..apa yaa..kasih tau dong..hehe. Hmm, baiklah. Ber-dua-an. Ya berduaan disini maksudnya antara lawan jenis yang belum menjadi mahram. Berduaan disini maksudnya bukan hanya secara fisik tapi non fisik. Meskipun ketika berduaan pasti selalu ada yang ketiga, keempat. Selain ketiga nya syaitan. Keempatnya pasti Allah lah yang melihat yang sedang “berduaan”. Bisa jadi kita ga sadar ni kalau kita lagi berduaan sama yang bukan seharusnya dan ternyata kita merasakan itu biasa-biasa saja. Marilah kita pertanyakan senstivitas kita. Kok, kita ga sensitif sih sama hal yang seperti ini??ada apa yaaa..atau kita suka banget sama yang namanya band korea, film korea, atau apapun itu selain korea yang kalau ada tentang band or film yang kita sukai sampe2 kita belain buat mereka. Belain sampe begadang buat nonton, belain beli tiket berjuta-juta buat nonton konsernya. Yang ternyata Cuma bisa morotin kita mulai dari fisik sampe hal keuangan. Bisa jadi kita biasa-biasa aja. Justru merasa senang dengan yang kita lakukan. Upss, perlu hati-hati. Sensitivitas kita kemana? Jujur saya pernah melakukan itu, begadang Cuma buat nonton film karena  -saking- suka dan ga pengen ketinggalan sama filmnya. Eh, pas paginya, beneran deh, ngantuk. Ya, salah saya sendiri. Kenapa nonton film sampe larut malam. Mending diiisi sama tilawah dan qiyamullail. Ini ya abis nonton film langsung tidur. Astagfirullah. Semoga tidak terulang lagi. Dan semenjak itu, saya tidak sekali-kalinya ingin nonto film lagi. Takut sukanya berlebihan gitu.

Terkadang, eh bukan terkadang tapi seharusnya selera itu perlu loh diminta. Mintalah selera yang baik-baik sama Allah. Karena selera yang baik InsyaAllah akan mendatangkan kebaikan pula, bukan Cuma buat kita tapi buat orang2 disekitar kita pula. Boleh suka korea, boleh suka one direction, boleh juga suka rhoma irama (Kok jadi kesini??) tapi asal jangan berlebihan. Mohon pada Allah agar mem-baik-kan selera kita. Saya pun juga masih suka korea dan suka kebarat-baratan. Tapi semoga Allah tak melalaikan karena kita punya ke-sensitivitas-an. Semua itu hanya sekedar hiburan dikala penat dengan tugas kuliah -it’s OK No Problem-

Sensitivitas adalah rahmat Allah yang akan muncul apabila kita menjalin hubungan yang mesra dengan sang Khalik. Nah, yuk kita sama-sama mengasah sensitivitas kita karena keimanan. Agar kita pun dapat mendatangkan cintanya Allah untuk kita. Ini pengingatan pribadi juga untuk diri saya yang dhoif ini. Karena jikalau Allah sudah mencintai kita, coba simak hadits berikut:

“....Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. (Hadits ini dirawikan Imam Bukhary dalam kitab shahihnya, hadits no: 6137

Subhanallah, begitu kita akan dijaga Allah karena Allah telh menjadi pancaidera kita. Ini merupakan rahmat luar biasa jikalau Allah telah mencintai kita. Lantas apakah kiranya kita telah mendapatkan cintaNya?
-Semoga bisa jadi bahan perenungan bagi setiap jiwa-jiwa kita-

Ajarkan saya bila salah, tegurlah, nasihatilah, karena sejatinya setiap mukmin butuh pengingatan dari saudaranya. Maafkan atas setiap kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak.

Wallahu alam bishowab
14 Oktober 2012, pukul 22:18 WIB
Citayam, Jawa Barat

0 comments to “Sensitivitas”

Post a Comment

 

Simplicity Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates