Saturday, July 10, 2010

masih di sini, Insya Allah

,
Bismillahirrahmaanirrahim..
Ya Allah, kami tak pernah tahu bagaimana Engkau menyatukan Kami dan Kami pun tak pernah tahu bagaimana Engkau memisahkan Kami. Meskipun Kami terpisah oleh jarak dan waktu, tapi kumohon kepadaMu ya Rabb jangan Kau pisahkan pula hati-hati kami. Jika dengan bersama kami menjadi kuat, kami mohon kepadaMu kuatkanlah Kami dikala Kami sendiri, kuatkanlah kami dikala ada beban berat menghimpit Kami, tetapkanlah kekuatan itu kepada kami dikala kami tak bersama lagi dan ketika kebersamaan itu muncul kembali maka akan semakin menguatkan kami, menguatkan langkah kaki kami untuk tetap berada di jalan ini, jalan yang Engkau ridhai, dan masih tetap di sini, di jalan yang kan kami pijaki, Insya Allah..

Setiap permasalahan pasti akan ada penyelesaian, sebagaimana yang telah Engkau janjikan dalam firmanMu, Engkau tak akan membebankan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Itulah yang kami yakini ketika kami mengalami suatu ujian yang Engkau berikan. Karena sesungguhnya, tidaklah seseorang mengaku beriman padahal ia belum diuji. Engkau uji kami baik dengan kesengsaraan maupun dengan kenikmatan, semata-mata hanya ingin membuktikan seberapa besar iman Kami kepadaMU. “tak akan membebani melainkan dengan kesanggupan”, Jikalau itu benar-benar kami pahami, maka InsyaAllah kami tak mengenal kata putus asa. Cukup singkat, jelas, dan mendalam sehingga menguatkan Kami untuk masih di sini, di jalan yang kan kami temui batu, terjal, karang tetapi kami yakin sesudah itu akan ada masa depan gemilang.

Ya Rabb Kami, terkadang teori itu sangat mudah untuk diucapkan, digemingkan, dan diobralkan. Sedangkan implementasi dari teori itu sangat sulit dan mungkin cukup mahal harganya. Kami pun tak akan mampu untuk membelinya kecuali dengan keikhlasan dan kesadaran di hati. Ya, keikhlasan dan kesadaran. Tak ada makna teori tanpa implementasi. Tak ada makna implementasi tanpa keikhlasan, keikhlasan, dan keikhlasan. Semoga Allah senantiasa membimbing hati-hati Kita untuk senantiasa ikhlas dalam mengamalkan segala teori kebaikan yang telah Kita dapatkan. Sehingga dengan keikhlasan, semakin menguatkan pijakan untuk masih di sini, di jalan yang kan Kita temui berbagai godaan yang akan menggoyahkan keikhlasan tapi menuai nikmat jannah jika Kita mampu melaluinya, Insya Allah.

Barangkali, mungkin tak sedikit diantara Kita yang ingin mundur ke belakang atau bahkan meninggalkan. Dengan latarbelakang dan berbagai alasan. Ada yang merasa jenuh, merasa tertinggal, merasa payah, merasa lelah, merasa kecewa, atau merasa malu akan masa lalu sehingga rasanya tak pantas untuk berada di jalan ini. Tapi ada sebuah pengingatan yang menukik tajam, yang patut untuk disimak. Begini, Allah sudah tahu bahwa firaun tidak mau beriman, tetapi kenapa Nabi Musa a.s tetap diperintahkan untuk berda’wah kepada Firaun? Karena dakwah pada hakikatnya bukan untuk firaun, tetapi untuk mengokohkan iman dalam dada nabi Musa a.s. Artinya, dakwah tujuannya adalah untuk memperbaiki diri sendiri. Apabila orang lain menjadi baik, itu karena Allah menginginkan memberi kebaikan pada orang tersebut. (terima kasih kepada yang telah mengingatkan ). Kalau kita merasa lelah, sungguh belum ada apa-apanya kelelahan kita dibandingkan dengan Rasul-Rasul Allah, dimana telah berpuluh bahkan beratus tahun berdakwah tapi pengikutnya hanya segelintir orang saja. Kalau kita merasa payah, sungguh hanya hak Allah yang bisa memberikan hidayah bahkan seorang Nabi Muhammab Saw pun tak kuasa untuk menjadikan islam sebagai jalan hidup bagi paman beliau, Abu Thalib. Kalau kita merasa kecewa, sungguh tak ada kesempurnaan melainkan kesempurnaan itu hanya milik Allah. Kalau kita merasa malu, sungguh malu itu sebagian dari iman dan bertobatlah karena Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang. Kalau kita merasa tertinggal, sungguh tetap bekerja keraslah sebagaimana firman Allah dalam surat At Taubah ayat 105 “Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Semoga dengan keyakinan bahwa cukuplah Allah, RasulNya serta orang-orang mukminlah yang akan melihat pekerjaan kita, menjadikan kita semakin teguh untuk masih di sini, di jalan yang akan mengantarkan kepada kenikmatan abadi, InsyaAllah. Allhuma amiin..

Wallahu alam bishowab..
Depok, 23 Juni 2010
 

Simplicity Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates