Sunday, October 28, 2012

mewangi

,
Rabbku..
saat ini aku tak pernah tahu dengan hadirku disini
tapi aku percaya firmanMu dalam kitab yang sering ku baca
meski tak hafal bagaimana redaksinya
tapi begini intinya "manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya"
di kalimat lain pun Engkau berfirman "tidaklah aku ciptakan sesuatu dimuka bumi ini dengan sia-sia"
begitulah tinta firmanMu dalam kitab yang sering ku baca

kalau begitu, tak pantas seharusnya orang berkata "kau tiada guna"
terlebih diri kita merasa "aku tiada guna"
karena dengan terang dan jelas Engkau berfirman setiap yang kau ciptakan pasti berguna
ya rabb,mampukanlah pribadi ini menjadi kegunaan untuk banyak orang
bukan mau diperalat tapi memang benar-benar memberikan kegunaan
kegunaan yang bermanfaat.

kuatkanlah agar mampu menjadi orang yang bermanfaat.
seyogyanya orang bermanfaat haruslah mengisi dirinya dengan berbagai macam kompetensi..
tegarkanlah dalam melawan segala macam godaan yang menghambat kebermanfaatan diri untuk orang lain
terlebih jika sudah manfaat, istiqomahkanlah dan tawadhukanlah
terlebih lagi tetapkanlah lurusnya niat hanya kepadamu semata
niat adalah sebuah ruh dari suatu amal
kalau bukan karena Mu sia-sialah. apalah gunanya. hanya letih yang terasa. senyuman semu di pandang mata
meski di bumi tak pernah mewangi. namun jikalau niat lurus hanya kepadaMu, bisa mewangi di langit pun, sangat lebih dari cukup. semoga bisa begitu.

Fastaqim!

Saturday, October 20, 2012

Sensitivitas

,




Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad saw beserta para sahabt keluaraga dan semoga Anda yang membaca merupakan pengikut beliau yang senantis mengoptimalkan diri untuk menjalankan sunnah mulia beliau. Amin

Pernahkah kita merasa sangat sensitif akan suatu hal?apalagi bagi yang akhwat mungkin ketika sedang mengalami PMS (Pre Menstruasi Sindrom). Duh, terkadang bawaannya emosi. Kesenggol dikit aja, mau marah-marah sambil ngumpat. Padahal yang nyenggol juga ga sengaja.  Sensitif karena lagi ga punya uang? Dideketin dikit pengen kabur, dikira suruh bayar patungan makalah atau sejenisnya. Hehehe. Bukan itu tapi yang dimaksud. Ini sensitifitas karena keimanan. Ya, keimanan. Bukan karena PMS atau pun hal lain yang melatarbelakanginya tapi cukup satu sensitivitas yang ini, yaitu karena keimanan.

Bersyukurlah ia yang memiliki sensitivitas terhadap sesuatu hal-hal yang tidak disukai oleh Allah. Ia bisa merasakan bahwa apa yang dilakukannya ternyata salah dan segera ia tinggalkan. Itulah sensitivitas karena keimanan. Jikalau itu ada dalam diri kita, bersyukurlah karena itu pertanda Allah menyayangi kita. Terlebih semoga Allah mencintai kita. Contoh sederhana, buang sampah sembarangan. Memang tidak ada ayat yang menjelaskan “hai orang-orang yang beriman janganlah kamu membuang sampah sembarangan”. Namun, bukanakah Allah menyenagi keindahan dan mencintai orang-orang yang senantiasa bersuci dalam hal ini kebersihan termasuk di dalamnya. Sekiranya, kita akan merasa bersalah ketika kita membuang sampah sembarangan. Bukankah begitu? Itulah yang dimaksud dengan sensitivitas.

Sensitivitas pun perlu diasah agar Allah pun akhirnya melahirkan sensitivitas untuk kita. Bashiroh pun menjadi cahaya kita dalam menentukkan mana yang baik dan buruk. Terkadang banyak orang yang paham tapi yang buruk pun diseleweng. Banyak orang yang mengerti tapi yang kiri pun diterobos. Bisa jadi senstivitasnya tidak berjalan. Bisa jadi pahamnya hanya sekedar “tau” tanpa menjadi pahamnya akan ilmu sebagai cahaya baginya sehingga tidak lahir baginya ke-sensitivitas-an. Berhati-hatilah ketika kita senang melakukan “sesuatu” yang ternyata itu tidak disukai olehNya namun kita merasa biasa-biasa saja seperti tak merasa bersalah.

Hmm, apa ya contohnya. Selain buang sampah. Hmm..apa yaa..kasih tau dong..hehe. Hmm, baiklah. Ber-dua-an. Ya berduaan disini maksudnya antara lawan jenis yang belum menjadi mahram. Berduaan disini maksudnya bukan hanya secara fisik tapi non fisik. Meskipun ketika berduaan pasti selalu ada yang ketiga, keempat. Selain ketiga nya syaitan. Keempatnya pasti Allah lah yang melihat yang sedang “berduaan”. Bisa jadi kita ga sadar ni kalau kita lagi berduaan sama yang bukan seharusnya dan ternyata kita merasakan itu biasa-biasa saja. Marilah kita pertanyakan senstivitas kita. Kok, kita ga sensitif sih sama hal yang seperti ini??ada apa yaaa..atau kita suka banget sama yang namanya band korea, film korea, atau apapun itu selain korea yang kalau ada tentang band or film yang kita sukai sampe2 kita belain buat mereka. Belain sampe begadang buat nonton, belain beli tiket berjuta-juta buat nonton konsernya. Yang ternyata Cuma bisa morotin kita mulai dari fisik sampe hal keuangan. Bisa jadi kita biasa-biasa aja. Justru merasa senang dengan yang kita lakukan. Upss, perlu hati-hati. Sensitivitas kita kemana? Jujur saya pernah melakukan itu, begadang Cuma buat nonton film karena  -saking- suka dan ga pengen ketinggalan sama filmnya. Eh, pas paginya, beneran deh, ngantuk. Ya, salah saya sendiri. Kenapa nonton film sampe larut malam. Mending diiisi sama tilawah dan qiyamullail. Ini ya abis nonton film langsung tidur. Astagfirullah. Semoga tidak terulang lagi. Dan semenjak itu, saya tidak sekali-kalinya ingin nonto film lagi. Takut sukanya berlebihan gitu.

Terkadang, eh bukan terkadang tapi seharusnya selera itu perlu loh diminta. Mintalah selera yang baik-baik sama Allah. Karena selera yang baik InsyaAllah akan mendatangkan kebaikan pula, bukan Cuma buat kita tapi buat orang2 disekitar kita pula. Boleh suka korea, boleh suka one direction, boleh juga suka rhoma irama (Kok jadi kesini??) tapi asal jangan berlebihan. Mohon pada Allah agar mem-baik-kan selera kita. Saya pun juga masih suka korea dan suka kebarat-baratan. Tapi semoga Allah tak melalaikan karena kita punya ke-sensitivitas-an. Semua itu hanya sekedar hiburan dikala penat dengan tugas kuliah -it’s OK No Problem-

Sensitivitas adalah rahmat Allah yang akan muncul apabila kita menjalin hubungan yang mesra dengan sang Khalik. Nah, yuk kita sama-sama mengasah sensitivitas kita karena keimanan. Agar kita pun dapat mendatangkan cintanya Allah untuk kita. Ini pengingatan pribadi juga untuk diri saya yang dhoif ini. Karena jikalau Allah sudah mencintai kita, coba simak hadits berikut:

“....Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. (Hadits ini dirawikan Imam Bukhary dalam kitab shahihnya, hadits no: 6137

Subhanallah, begitu kita akan dijaga Allah karena Allah telh menjadi pancaidera kita. Ini merupakan rahmat luar biasa jikalau Allah telah mencintai kita. Lantas apakah kiranya kita telah mendapatkan cintaNya?
-Semoga bisa jadi bahan perenungan bagi setiap jiwa-jiwa kita-

Ajarkan saya bila salah, tegurlah, nasihatilah, karena sejatinya setiap mukmin butuh pengingatan dari saudaranya. Maafkan atas setiap kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak.

Wallahu alam bishowab
14 Oktober 2012, pukul 22:18 WIB
Citayam, Jawa Barat

Thursday, October 11, 2012

Belajar kepada teman

,
Assalamualaikum wr. wb

sangat berterima kasih atas segala limpahan rahmat dan karuniaMu Rabb atas kehadiran orang-orang yang senantiasa bisa memberikan pembelajaran terhadap pribadi yag masih jauh dari kesempurnaan

ingin meluapkan sejenak tentang mereka yang mengisi, memberi warna, dan sentuhan dalam keimanan.
perbedaan waktu seringkali menjadi hambatan bagi kita untuk berkumpul kembali merangkai kata membangun menara bagai mercusuar yang memberikan arah untuk kapal berlayar yang hendak melabuh.
perbedaan jarak memisahkan jari jemari kita untuk saling berjabat tangan merasakan kehangatan ukhuwah yang dirajut dengan keimanan. semoga engkau berbahagia dengan kehidupan yang semakin membuat masing-masing diri berusaha membahagiakan orang-orang tercinta sebagai bentuk kasih sayang pada mereka. sejatinya hidup ini untuk apa kalau bukan untuk membahagiakan dan menolong orang lain terlebih untuk orang yang teramat kita cintai. semoga kita bisa begitu.

belajar kepada mereka yang memiliki berbagai macam karakter berbeda. semoga kelak dipertemukan kembali karena keimanan tidak saling bermusuhan tapi saling berkasih sayang.

”Ruh-ruh itu ibarat tentara yang saling berpasangan, yang saling mengenal sebelumnya akan bersatu dan yang saling mengingkari akan berselisih.” (HR. Bukhari dan Muslim)"

bersama dalam sebuah wadah yang sama kemudian berjuang bersama meski terkadang kerikil pun datang, duri pun menusuk, adalah bagian hidup yang kelak takkan pernah dilupakan. meski pilu harus membersamai kami, haruslah dihadapi dengan keyakinan bahwasannya "setelah kesulitan pasti ada kemudahan". begitulah yang dirasakan. terasa berat menjalani amanah yang diembankan, terasa pesimis akan keberhasilan kedepan. namun dengan kebersaman dan keyakinan bisa ditepis sehingga melahirkan keoptimisan. berbangga memiliki teman-teman yang saling menguatkan. itulah pembelajaran yang pertama.

seringkali pikiran tak sesuai, mulut pun berkata -mungkin- menyakiti atau menyindir dan -mungkin- tak sengaja menjadi perih yang menyayat hati. pahami, bukan untuk menyakiti justru karena mengasihi tapi setiap pikir pasti punya beda dan tak bisa dielakkan perbedaannya. namun, ketika tujuan yang ingin diraih sama, ketika harapan yang ingin dicapai sama, apalah arti itu semua. akhirnya, bisa diredam dan kembali dalam ikatan simpul kebersamaan. menungging senyum keihlasan itulah kebahagiaan. berbahagia memiliki teman-teman yang saling mengingatkan. itulah pembelajaran yang kedua.

Allah, menyendiri itu kadang menyenangkan. bagaimana tidak? bisa terlepas dari beban yang bertengger tak kunjung usai di kedua pundak. Allah, tak punya pulsa pun terkadang menyenangkan. bagaimana tidak? bisa terlepas membalas pesan-pesan yang isinya pekerjaan. tapi, ternyata salah. dengan menyendiri mungkin bisa berpikir sejenak dan rehat sejenak. namun, bukan untuk berlama-lama karena toh beban takkan hilang kalau tak "diusir" dengan usaha. tak membalas pesan? ujungnya bisa jadi kemudharatan. memohn maaf kepada teman yg pesannya tak kunjung dibalas. keegoisan menjadi balutan pribadi yang malas. astagfirullah. padahal mereka yang disana berjuang keras, kita yang cuma sekedar konfirmasi saja malas-malasan. tapi apakah mereka gusar dengan menunjukkan wajah kemasaman? tidak. paling-paling hanya menegur santai "woi, bales sms dong.." sambil melebarkan senyum yang semakin menambah manisnya wajah mereka karena keimanan. itulah pembelajaran yang ketiga.

pasti setuju dengan yang satu ini. keberagaman memberi warna. ada yang galak, dari yang serem sampe kalem, kekanak-kanakan, keibuan, kebapakan, dan lain-lain. ya, begitulah mereka, memang beragam. lantas apakah yang galak lebih buruk dari kalem? atau keibuan/kebapakan lebih baik dari yang kekanak-kanakan? tidak! sama sekali tidak. mereka saling melengkapi dengan sifatnya. perlu ada yang "galau" sebagai penghangat suasana. perlu ada yang "serius" sebagai pemandu jalan. perlu ada yang "galak" sebagai penegas kata. perlu ada yang "kalem" sebagai pengikut setia. perlu ada yang "ini dan perlu ada yang "itu". semuanya serba perlu. asal masih dalam takaran keseimbangan. dan keberagaman semakin memberi warna. itulah pembelajaran yang keempat.

sungguh banyak belajar dari teman. karena pembelajaran ini tak hanya sampai kepada yang keempat. masih banyak lagi, kelima, keenam, ketujuh, dst. karena keimananlah kita dipertemukan. semoga kalaupun berpisah itu pula karena keimanan. semoga Allah senantiasa mengokohkan langkah kaki kita dalam perjuangan dakwah, mengeratkan ukhuwah kita, mengekalkan cinta kita, hingga kelak dipertemukan dengan JannahNya.

Tulisan ini dibuat karena merindu bersama dengan orang-orang shalih seperti teman-teman :)

FPPI 2012, Satukan langkah Eratkan Ukhuwah. Allahu Akbar!
 

Perpus Pusat UI
Depok, Jawa Barat 

 

Simplicity Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates