Wednesday, April 28, 2010

Waktu adalah kehidupan

,

WAKTU ADALAH KEHIDUPAN

Bismillahirrahmanirrahiim...
Berbicara waktu, mungkin itu menjadi salah satu dari permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Waktu bisa menuntun, tapi ia juga bisa menuntut. Nah lo, kok gitu ya..?!.Yups, waktu yang menuntun apabila kita sebagai manusia yang telah diberikan akal oleh Sang Khalik bisa memanage atau memfungsikan waktu itu dengan baik. Waktu yang menuntun akan dirasa bahwa setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik adalah bermanfaat untuk kita dan sekitar. Sehingga ia senantiasa kehidupan yang memiliki makna. Namun, bagaimana dengan waktu yang menuntut? Waktu yang menuntut sangat membuat kehidupan ini seolah-olah dikejar oleh predator yang ingin memangsa kita, hingga kita terlahap dan tak berdaya oleh waktu tersebut. Waktu yang menuntut kita adalah suatu keadaan dimana kita terseok-seok dalam menjalankan fungsi kehidupan. Kalau hal itu sampai terjadi, maka akan banyak hak-hak yang terabaikan tak terpenuhi oleh kita. Hak orang tua, hak adik, hak kakak, hak teman, hak organisasi, dan hal lainnya. Maukah hal itu terjadi? Maukah menjadi dzalim terhadap sesuatu atau orang lain apabila tidak dipenuhinya suatu hak?. Biarlah itu menjadi suatu tanda tanya besar bagi kita. Lebih memilih yang menuntun atau yang menuntutkah?.
Waktu adalah kehidupan. Dia bukan hanya benda mati yang melingkar dipergelangan tangan dan dia bukanlah kekasih dinding yang selalu melekat padanya. Namun, ia hidup di mana selalu mengikuti setiap langkah kehidupan kita. Apabila kita ingin setiap waktu yang menemani kita hidup,terlebih bermakna, apa yang seharusnya kita lakukan untuk melewati waktu itu sendiri?. Apakah bersantai, menunda pekerjaan atau sebaliknya, dengan siap siaga, cari aktivitas yang bermanfaat guna menggerakan segala potensi dan berkarya untuk umat?. Sekali lagi, hanya hati, jiwa dan pikiran kita yang mampu menjawab sekaligus memilihnya. Pernahkah mendengar Jargon “waktu adalah uang”. Ya..,waktu adalah uang. Namun, dalam islam agama rahmatan lil a’lamin ini, waktu tidak hanya sekedar itu, tidak hanya bekerja keras pribadi untuk menghasilkan materi, waktu adalah sarana kita untuk kerja keras pribadi dan umat. Ia bagaikan kehidupan, sekali lagi kehidupan, terlebih kehidupan yang bermakna bukan kehidupan ruang kosong.
Telah dikatakan sebelumnya bahwa waktu adalah uang. Coba kita ganti kata-kata tersebut seperti kata-kata yang di ungkapkan oleh sahabat Rasulullah, yaitu Umar bin Khatab bahwa “waktu adalah pedang, pedang, sekali lagi pedang”. Pedang yang bisa bermanfaat melawan musuh yang menghalangi kita. Musuh tersebut dapat berupa kemalasan, kelalaian, atau hal-hal yang tidak bermanfaat dalam mengatur waktu. Namun, jangan sampai pedang itu menghunus ke tubuh kita sendiri akibat dari ketidakmampuan dalam menggunakan pedang itu. Dalam hal ini yaitu mengatur waktu. Jadi, seharusnya waktu adalah pedang bukan uang. Ketika kita lihai memainkan pedang, maka kita akan beruntung, tapi jika kita lalai dalam memainkan pedang, maka kitalah yang akan terhunus oleh pedang itu sendiri. Azamkan dalam diri kita semua bahwa waktu adalah pedang. Pedang kehidupan seperti dua mata pisau, ia bisa celaka, tapi ia bisa bermakna terlebih untuk islam mulia. Ingatlah pesan dari seorang pejuang dakwah mesir, Hasan Al Banna, bahwa kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang kita punya. Kewajiban itu akan bermain dengan waktu. Jika waktu itu terbatas, bagaimana kita bisa banyak melakukan amal shaleh untuk melebihi dosa-dosa yang menggunung?bagaimana caranya setelah tiada dari alam fana ini, amal shaleh kita tetap mengalir terus mengalir sampai hari akhir terjadi?yang bisa kita lakukan adalah menyampaikan sesuatu yang  bermanfaat sehingga meskipun kita telah tiada, kebermanfaatan yang kita sampaikan masih ada tak lekang oleh waktu. Mampukah kita melakukan hal tersebut?Insya Allah.
Tak ingin berpanjang lebar, ingatlah dua nikmat dimana kita sering tertipu olehnya, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Kesehatan sering kali kita abaikan kebutuhannya, padahal ia merupakan suatu hal yang menopang kita dalam menjalankan aktivitas, yang menopang kita dalam menjalankan visi dan misi kehidupan, dan yang menopang kita dalam beribadah kepada allah SWT. Jadi, jagalah kembali nikmat sehat itu, nikmat dimana sebagai amunisi kita dalam berdakwah. Selain itu, nikmat waktu luang juga terkadang berbahaya mengancam ruhiyah, jiwa, dan pikiran kita. Terkadang dengan waktu luang, gaya gravitasi yang menarik untuk bersantai menjadi begitu besar sehingga banyak amal shaleh yang biasanya kita lakukan menjadi tidak dilakukan sebagaimana  mestinya. Gunakan waktu luang dengan sebaiknya, sekali lagi, juga sebagai amunisi kita dalam berdakwah.

Wallahu alam bishawab

0 comments to “Waktu adalah kehidupan”

Post a Comment

 

Simplicity Copyright © 2011 | Template design by O Pregador | Powered by Blogger Templates